MEDIA PERSPEKTIF GLOBAL
Kamis, 05 Desember 2013
PERSPEKTIF GLOBAL DILIHAT DARI SUDUT ILMU - ILMU SOSIAL DAN ILMU LAIN YANG TERKAIT
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Telah kita ketahui bahwa perspektif global yaitu suatu cara pandang dan cara berpikir terhadap masalah dan kejadian-kejadian baik dari segi kepentingan global, sejarah, ekonomi, maupun budaya. Dalam kehidupan sehari-hari kita membutuhkan bahan pangan, pakaian, peralatan rumah tangga, alat tulis menulis ,kendaraan dan lain-lain. Benda-benda tersebut merupakan buatan dari tempat tinggal kita maupun buatan luar negeri.
Cukup banyak barang keperluan tadi berasal dari luar negeri. Siaran radio, tayangan tv, dan juga surat kabar, semuanya mengenai keadaan local di tempat tinggal dan perkembangan dalam negeri serta kejadian – kejadian di Negara lain. Kenyataan-kenyataan serta peristiwa-peristiwa tersebut telah menjelajah dari waktu ke waktu dan dari ruang ke ruang. Perkembangan tersebut sudah tidak dapat lagi terlepas dari pengalaman serta perhatian kita.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah perspektif global dari visi Geografi, Sejarah, dan Ekonomi?
2.
Bagaimanakah Perspektif global dari visi Politik, Sosiologi, dan Antropologi?
3.
Bagaimanakah perspektif global dari visi IPTEK, Transportasi, Komunikasi, dan Internasional?
C.
Manfaat Makalah
1.
Agar dapat memahami dan dapat mempelajari lebih banyak tentang materi dan yang berkaitan dengan perspektif global dari visi geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi dan antropologi.
2.
Agar menambah dan memperluas pengetahuan tentang dunia, keruangan, masa lampau, kebudayaan, dan sumber daya alam.
3.
Agar dapat melatih kepekaan dan kepedulian terhadap perkembangan dunia dengan segala aspeknya.
4.
Dapat mendorong siswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan masalah dan tatangan , baik ekonomi, sosial, budaya politik maupun lingkungan hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perspektif Global Dari Visi Geografi, Sejarah, dan Ekonomi
1.
Perspektif Global Dari Visi Geografi
Geografi adalah ilmu keruangan yang mengkaji berbagai fenomena dalam kontek keruangannya. Ruang yang dikonsepkan dalam geografi yaitu permukaan bumi yang tiga dimensi terdiri atas muka bumi yang berupa darah dan perairan serta kolom udara diatasnya. Ruang permukaan bumi ini secara bertahap ukuran dan jaraknya mulai dari tingkat local, regional sampai ketingkat global. Oleh karena itu perspektif geografi adalah perspektif keruangan yang bertahap dari perspektif local, regional sampai ke perspektif global.
Perspektif geografi atau perspektif keruangan adalah suatu kemampuan memandang secara mendalam berkenaan dengan fenomena, proses, dan masalah keruangan permukaan bumi, baik masa lampau, saat ini, terutama untuk masa yang akan datang. Pendekatan yang dapat diterpkan pada perspektif keruangan ini, yaitu pendekatan sejarah dan kemampuan mempredeksi. Dalam ruang lingkup kajian perspektif keruangan ini berkembang mulai dari perspektif local, perspektif regional, sampai perspektif global, perjhatikan, amati, dan hayati serta perkembangan yang terjadi di tempat anda dari waktu ke waktu. Bagaimana keadaan permukiman, jalan, pertanian, pengairan, perdangangan, dan keadaan penduduk setempat.
Melalui proses pengamatan perspektif local, anda dapat menyaksikan bahwa perkampungan yang satu dengan yang lebih luas dari perkampungan lain-lainnya, yaitu kerena adanya jalan, alat angkutan, atau transportasi, juga karena arus manusia dan barang. Disini terjadi proses social ekonomi dalam bentuk interaksi antar penduduk (manusia).
Telah anda mengamati dan menghayati meluasnya perkampungan, anda juga dapat mengamati serta menghayati meluasnya suatu kota dari waktu ke waktu. Anda dapat mengevaluasi perkembangan kota yang bersangkutan dari waktu ke waktu. Selain areal atau kawasannya yang makin luas, juga isi kota itu mengalami perkembangan. Pemukiman penduduk, tempat perbelanjaan, pasar, jaringan jalan, jumlah penduduk, dan seterusnya mengalami perubaha serta perkembangan. Bahkan anda memperhitungkan masa yang akan datang atau memprediksi bahwa kota-kota kecil itu akan bersambung satu sama lain dan akan membentuk kota yang lebih besar dari semula. Dalam proses perluasan kota dan penambahan serta pertambahan penduduknya, telah terjadi proses yang dikenal sebutan urbanisasi.
Urbanisasi sebagai suatu proses, menurut WJ. Waworoentoe, A Syarif Puradimandja, Utom Rustam (Prisma, 1972:7-12 ), terjadi karena adanya tiga yang berkaitan satu sama lain. Tiga peristiwa yang termasuk dalam proses urbanisasi itu yaitu.
1. Perpindahan penduduk dari perdesaan ke perkotaan
2. Perluasan area atau kawasan kota
3. Perubahan cara hidup sebagai orang kota
2.
Perspektif Global Dari Visi Sejarah
Telah diungkapkan oleh Emmanuel Kant pada abad XVIII bahwa sejarah dan geografi merupakan ilmu Dwitunggal, artinya jika sejarah mempertanyakan suatu peristiwa itu “ kapan” terjadinya. Dalam hal ini, dimensi waktu dengan ruang saling melengkapi. Dengan dipertanyakan waktu dan tempatnya maka karakter peristiwa itu menjadi jelas adanya.
Dapat digambarkan bahwa perspektif sejarah mengacu pada konsep waktu, atau dengan kata lain, perspektif sejarah itu sama dengan perspektif waktu, terutama waktu yang sudah lampau. Perspektif sejarah suatu peristiwa, membawa citra tentang suatu pengalaman masa lampau yang dapat dikaji hari ini, untuk memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang. Selanjutnya, perspektif global dari sudut pandang sejarah tentang tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, perang, pertemuan internasional dan peristiwa-peristiwa bersejarah yang memiliki dampak luas terhadap tatanan kehidupan global, dapat dimunculkan dalam pendidikan sebagai acuan transforasi budaya serta pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda untuk memasuki kehidupan global di hadapannya.
Kita tentu sangat mengenal tokoh-tokoh agama, para nabi, dan rasulyang tidak hanya berpengaruh terhadap umatnya pada saat mereka masih hidup dikawasan lingkungannya masa itum melainkan tetap menjadi pola prilaku dan teladan secara global sampai saat ini. Tokoh sejarah, bahkan tokoh dunia yang demikian itu, menjadi sorotan perspektif global, bukan hanya dari sudut pandang sejarah,melainkan juga dari sudut pandang ilmu-ilmu lainnya.
Bangunan-bangunan bersejarah seperti Ka’bah dan Masjidil Haram di Mekkah, Piramida di Mesir, Tembok Besar di Cina, Mesjid Taj Mahal di Agra (India), dan Candi Borobudur di Indonesia, yang merupakan beberapa bangunan “ keajaiban dunia, tidak hanya bernilai dan bermakna sejarah, melainkan memiliki nilai global yang mempersatukan umat, nilai budaya dari aspek arsitektur, nilai ekonomi dalam mengembangkan lapangan kerja dan lain sebagainya. Secara material, bangunan – bangunan semacam itu, bukan hanya merupakan pengetahuan, melainkan lebih jauh dari pada itu, wajib dijadikan acuan pendidikan mengenai nilai-nilai kemanusiaan, budaya, bahkan keagaman yang ada di dalamnya.
Berbagai perang di berbagai kawasan, terutama Perang Dunia yang tercatat sebagai peristiwa sejarah, tidak hanya dilihat dari dahsyatnya penggunaan senjata dan ngernya pembunuhan umat manusia, namun dilihat dari sudut pandang global, dapat diungkapkan nilai dan makna kemanusiaannya. Perang yang pada saat berlangsungnyasebagai ajang pertentangan berbagai pihak atau berbagai negara, ternyata setelah usai menjadi alat pemersatu berbagai bangsa dalam memikirkan umat secara global. Pengalaman buruk dari perang telah menjadi alat penyadar umat dunia untuk memikirkan hal-hal yang lebih bernilai dan bermakna bagi kemanusiaan. Bahkan secara global, meningkatkan kemampuan IPTEK yang mendukung kesejahteraan. Sebaliknya pengalaman negatif yang membawa malapetaka terhadap penghancuran umat, menjadi acuan kewaspadaan bagi kepentingan bersama. Bagi kepentingan pendidikan, perang yang merupakan peristiwa sejarah itu juga menjadi ajang meningkatkan kesadaran, penghayatan dan kewaspadaan peserta didik terhadap bahaya perang “modern” di hari-hari mendatang.
Pertemuan Internasional yang bernilai dan bermakna sejarah seperti antara lain Konferensi Asia Afrika (1955) yang terkenal dengan “ Semangat Banndung “, telah meningkatkan kesadaran masyarakat Asia Afrika akan haknya sebagai umat yang memiliki hak untuk berdaulat di negaranya sendiri, bernilai kemanusiaan yang meningkatkan “martabat” manusia di kawasan ini. Peristiwa itu juga telah membukakan mata ngara-negara “maju” sebagai bekas penjajah terhadap arti “kemerdekaan” bagi bekas negara jajahan yang wajib diperhitungkan. Dari peritiwa sejarah tersebut, telah menyadarkan masyaraka Dunia terhadap pentingnya persatuan untuk menghadapi negara-negara besar yang secara sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial politik lebih kuat daripada negara-negara yang bersangkutan. Perspektif global sejarah yang demikianlah yang wajib diangkat dalam pendidikan.
Dengan belajar sejarah kita akan mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dan mampu belajar dari perubahan yang terjadi tersebut, sehingga mampu mengantisipasi, mengahadapi dan mengatasinya.
Contoh : terjadinya revolusi industri telah mengubah masyarakat feodal (berdasarkan pada tanah / agraris ) ke masyarakat industri. Sedangkan pada abad sekarang ini yang terjadi revolusi informasi, sehingga negara-negara yang menguasai teknologi informasi yang akan berjaya. Malaise ekonomi yang terjadi pada tahun 1930 an telah mengacaukan kegiatan ekonomi dunia, dan sekarang ini juga terjadi krisis ekonomi di Asia terutama Asia Tenggara. Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan bisa berpengaruh pada perekonomian dunia.
3.
Perspektif Global Dari Visi Ekonomi
Menuruh H.W. Arndt dan Gerardo P. Sicat (1991: 3). Ilmu ekonomi adalah suatu ilmiah yang mengkaji bagaimana orang dan kelompok-kelompok masyarakat menentukan pilihan. Manusia mempunyai keinginan yang tidak terbatas. Untuk memuaskan bermacam-macam keinginan yang tidak terbatas tersebut, tersedia sumber daya yang dapat digunakan. Berbagai sumber daya ini tidak tersedia dengan bebas. Karenannya, sumber daya ini langka dan mempunyai berbagai kegunaan alternative. Pilihan penggunaan dapat terjadi antara penggunaan sekarang (hari ini) dan penggunaan hari esok (masa depan).
Berdasarkan konsep tadi pembahasan ilmu ekonomi menyangkut berbagai aspek yang meliputi:
a.
Menentukan pilihan
b.
Keinginan yang tidak terbatas
c.
Persediaan sumber daya terbatas bahkan ada yang langka
d.
Kegunaan alternative sumber daya
e.
Penggunaan hari ini dan hari esok
Dari aspek-aspek yang telah dikemukakan tadi jelas bahwa perspektif ekonomi terkait dengan waktu, hari ini dan hari esok. Sedangkan apa yang diperspektifkan terutama berkenaan dengan keinginan yang cenderung tidak terbatas, persediaan sumber daya itu terbatas bahkan langka, dan adanya penggunaan alternative sumber daya.
Perspektif ke hari esok atau masa yang akan datang, terkait luas dengan pertumbuhan penduduk, kemajuan dan penerapan IPTEK dalam proses produksi serta distribusi, kebutuhan yang cenderung tidak terbatas kuantitasnya dan akhirnya persediaan sumber daya yang terbatasi bahkan langka. Sedangkan penggunaan sumber daya alternative, sangat berkaitan dengan IPTEK dan kecenderungan kebudayaan.
Dari perspektif kependudukan pada abad 7 Juli 1986, menurut perhitungan lembaga kependudukan dunia telah terjadi peristiwa penting dengan tercapainya angka lima Miliar jumlah penduduk dunia. Selanjutnya, berdasarkan lembaga yang sama, penduduk dunia bertambah satu juta tiap empat atau lima hari. Berdasarkan perkiraan lebih lanjut, pada tahun 2000, jumlah penduduk dunia ini akan mencapai 8 Miliar (Baruey, 1977-11). Angka-angka itu menunjukkan betapa cepatnya pertumbuhan penduduk dunia. Hal tersebut menjadi landasan perhitungan pertumbuhan kebutuhan manusia. Ketidak terbatasan kebutuhan itu, tidak semata-mata didasari oleh keinginan yang tidak terbatas namun juga dilandasi oleh pertumbuhan yang mau tidak mau harus dilayani oleh persediaan dan peningkatan produksi.
Anda telah mengetahui bahwa dari sekian jenis sumber daya, khususnya sumber daya alam, ada yang dapat terbarukan (tumbuh-tumbuhan, hewan) dan yang tidak dapat terbarukan (migas, batu-bara). Sumber daya yang sifatnya tidakterbarukan akan habis sekali pakai sehingga persediaannya makin terbatas. Sedangkan di pihak lain kebutuhan terus meningkat karena pertumbuhan penduduk, dan keinginan yang cenderung tidak terbatas. Kesenjangan ini bukan bersifat local atau regional, melainkan telah menjadi masalah global. Disini di tuntut “kiat-kiat” ekonomi untuk menciptakan keseimbangan antara konsumsi di satu pihak, dan produksi di lain pihak. Salah satu kiat itu bagaimana kemajuan dan penerapan IPTEK berupaya mencari jalan keluar dari masalah tadi.
Pernyataan David Turney (1972) bahwa, dilemma besar yang pokok saat ini yaitu bahwa penduduk dunia telah sampai pada ketergantungan terhadap teknologi untuk mempertahankan dan menompang kehidupan-kehidupan secara berkelanjutan. Namun selanjutnya, penerapan praktis teknologi dan intervensinya dalam menunjang kehidupan, cepat ataupun lambat akan merusak sumber daya alam. Dalam menghadapi dilema yang demikian, kehutanan kita manusia menjadi tiga kali lipat, yaitu pertama kita harus menguasai teknologi itu, kedua menstabilkan penduduk, dan ketiga mengembangkan tatanan sosial yang mampu hidup produktif dan sejahtera secara terpadu dengan mengekosistem yang seimbang. Coba anda hayati bahwa kita tidak dapat melepaskan diri dari pemanfaatan teknologi atau luas lagi pemanfaatan IPTEK. Namun juga anda amati dan hayati lingkungan sekitar yang rusak serta terkuras oleh penerapan dan pemanfaatan IPTEK itu. Masalah ini bukan lingkungan dan perekonomian yang hanya teradi secara local di tempat anda saja, melainkan telah menjadi masalah global.
Dari kutipan yang baru kita baca, itu dapat diketahui bahwa IPTEK bukan segala-galanya. Pada akhirnya, masalah global tadi berbalik kepada kita. Bagaiman kita mampu mengembangkan peranata sosial untuk mengendalikan IPTEK tadi sesuai dengan atas keseimbangan dan kelestarian. Perubahan dan pengembangan aspek-aspek yang bersifat fisik material saja, tidak memecah masalah. Oleh karena itu wajib dikembalikan kepada manusia sendiri, terutama akhlaknya, kesenjangan, kerusakan dan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan serta lingkungannya itu, harsus dikembalikan kepada manusia sendiri terutama kepada akhlaknya tadi.
Menurut pernyataan H.S.D. Cole (1973) kenyataan menunjukkan bahwa bukan hanya pencemaran udara oleh debu, pencemaran oleh zat kimia, pencemaran suara, pencemaran air dan tanah semata-mata, melainkan yang lebih penting adalah pencemaran moral. Hal-hal yang bertentangan dan tidak diindahkannya peraturan sebagai indicator dalam berbagai argumentasi kerusakan lingkungan yang menjadi sasar pertanyaan kemajuan ekonomi dan teknik.
Pencemaran moral dan penyimpangan-penyimpanagn dari aturan yang berlaku terhadap pengembangan serta pemanfaatan lingkunga “seolah-olah” diabaikan oleh karena itu H.S.D. Cole (1973) selanjutnya mengemukakan:
Kesinambungan renaisanse, rasionalisme, kapitalisme dan pemujaan serta penganjungan ilmu saja. Namun dewasa ini, keadaan yang demikian telah tercapai, apakah yang harus dilakukan selanjutnya? Cobalah hidupkan kembali kearifan dan kecintaan terhadap keindahan pada diri masing-masing serta disekitar kita. Hanyalah revolusi moral bukan revolusi sosial atau politik atau juga teknik, hanyalah revolusi moral yang dapat membimbng selama ini telah menghilang.
Dalam kondisi global yang penuh dengan kesenjangan, masalah dan tantangan, baik ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun lingkungan hidup, pengembangan dan pembinaan akhlak menjadi kunci penyelamatan perspektif global ekonomi barupa perekonomian pasar bebas, beralihnya kawasan ekonomi maju dari Atlantik ke Pasifik, dan kebangkitan ekonomi Asia Afrika, kita bangsa Indonesia tidak akan kunjung rela. Penyiapan SDM generasi muda Indonesia menghadapi abad XXI dengan arus globalnya, wajib dirintis sedini mungkin. Sikap mental wiraswasta harus menjadi ciri SDM mendatang
B.
Perspektif Global Dari Visi Politik, Sosiologi, dan Antropologi
1.
Perspektif Global Dari Visi Politik
Ilmu politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu
(Roger F. Soltau).
Dalam perspektif global, hubungan suatu negara dengan negara-negara lain adalah hal yang pokok.
Jenis hubungan antar negara ditinjau dari jangkauannya:
Jenis hubungan
Jangkauan
Regional
Antarbangsa atau antarnegara di suatu kawasan (tetangga), misalnya di kawasan Asia Tenggara
Internasional
Antarbangsa atau antarnegara di berbagai belahan dunia
Global
Antarsemuabangsa atau antarsemuanegara di dunia ini
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif yang menjadi landasan kerja sama di bidang ekonomi dengan negara-negara lain.
Bebas, artinya bangsa Indonesia tidak memihak pada salah satu blok yang ada di dunia. Jadi, bangsa Indonesia berhak bersahabat dengan negara mana pun asal tanpa ada unsur ikatan tertentu.
Bebas juga berarti bahwa bangsa Indonesia mempunyai cara sendiri dalam menanggapi masalah internasional.
Aktif berarti bahwa bangsa Indonesia secara aktif ikut mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia.
Stabilitas dan kemajuan politik Indonesia, khususnya politik luar negeri, berpengaruh pada kondisi politik global, contohnya dampak Konferensi Asia Afrika (KAA – yang menghasilkan
Dasasila Bandung/
Bandung Declaration
)
dan Gerakan Non-Blok (GNB – khususnya untuk mendukung perdamaian dunia).
Negara Republik Indonesia sebagai warga dunia, tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh perkembangan di negara-negara lain. Perkembangan di negara-negara lain selalu berpengaruh terhadap kehidupan politik, khususnya politik luar negeri Indonesia. Perubahan peta politik membawa dampak luas pada tatanan global di bidang politik, ekonomi, sosial, dan IPTEK. Perspektif global dari perubahan peta politik tersebut, membawa dampak pada berbagai aspek hubungan luar negeri Indonesia.
2.
Perspektif Global Dari Visi Sosiologi
Sosiologi adalah studi ilmiah tentang fenomena yang timbul akibat hubungan kelompok- kelompok umat manusia, studi tentang manusia dan lingkungan manusia dalam hubungannya satu sama lain
(Frank H. Hankins).
Objek utamanya adalah hubungan antarmanusia dalam lingkungan sosial di mana terjadi interaksi sosial yang semakin lama semakin luas dan berkembang. Mulai dari keluarga, teman sepermainan, tetangga, sekampung, sekota, regional provinsi, sampai ke tingkat global antarbangsa.
Motif interaksi sosial sangat beragam dilandasi oleh tujuan tertentu. Contohnya hubungan antara produsen dan konsumen yang dilandasi oleh motif ekonomi. Akibat interaksi sosial yang makin intensif sampai ke tingkat global, menunjukkan perubahan sosial di masyarakat sampai ke proses modernisasi.
Dampak kemajuan, penerapan, dan permanfaatan IPTEK di bidang transportasi dan komunikasi menjadikan interaksi sosial baik secara langsung (misalnya di pasar swalayan) maupun tidak langsung (misalnya
on-line shopping
) ini semakin intensif dan meluas menembus batas-batas local, regional, nasional, internasional, sampai global sekalipun. Hal ini tentunya membawa perubahan sosial, kemajuan sosial yang berdampak luas terhadap opini, kecerdasan, nalar dan wawasan manusia yang mengalaminya. Pengetahuan, ilmu, dan pengenalan teknologi berdampak luas pada tatanan sosial dan telah memasuki kehidupan segala lapisan masyarakat secara local, regional, bahkan juga global. Contohnya jenis makanan khas setempat yang telah menyebar ke segala tempat bahkan juga di manca negara, seperti misalnya makanan khas Indonesia tempe yang kini terkenal di Jepang. Contoh lainnya adalah jenis permainan atau kebudayaan lokal/tradisional yang kini terkenal di segala penjuru dunia, misalnya pencak silat, gamelan, tari-tarian Bali, dsb.
Kegiatan sehari-hari seperti belajar dan olah raga juga merasakan dampak globalisasi, misalnya pertukaran pelajar dan pertandingan olah raga antarnegara seperti sea games ataupun olimpiade, dsb.
Semua contoh-contoh di atas adalah sebagian bukti bahwa interaksi sosial, hubungan antarmanusia, sudah semakin meluas.
Hal ini tentunya membawa dampak positif (menambah pengalaman dan kemampuan, pertukaran nilai, dst) maupun negatif (pergaulan bebas, pemakaian obat-obat terlarang, sadisme,dst) bagi kehidupan sosial di negara yang mengalaminya. Dampak positif yang ada patut disyukuri dan dijadikan sesuatu yang bermakna. Dari peristiwa dan interaksi sosial yang ada, menyadarkan manusia agar menghargai satu sama lain karena manusia sama harkat dan derajatnya di sisi Tuhan YME. Sedangkan dampak negatif yang ada wajib diwaspadai oleh semua pihak. Harus menjadi perhatian dan kepedulian kita bahwa ada kelompok manusia yang bertujuan komersial dan barangkali juga bertujuan politik yang secara sengaja melakukan penetrasi budaya untuk meracuni dengan tujuan menghancurkan generasi muda bangsa tersebut. Kita harus secara aktif mencari alternatif pemecahannya.
3.
Perspektif Global Dari Visi Antropologi
Antropologi, khususnya Antropologi Budaya merupakan studi tentang manusia dengan kebudayaannya
(Koentjaraningrat (1990: 1112)).
Antropologi adalah studi tentang manusia dengan pekerjaannya, lebih menitikberatkan kepada kebudayaan sebagai hasil pengembangan akal pikiran manusia
(F.A. Hoebel).
Sudut pandang Antropologi terhadap perspektif global terarah pada keberadaan dan perkembangan budaya dengan kebudayaan dalam konteks global.
Hakikatnya, perkembangan aspek kehidupan apapun mulai dari tingkat lokal sampai ke tingkat global, dasarnya terletak pada budaya dengan kebudayaan yang menjadi milik otentik umat manusia. Perkembangan serta kemajuan yang ada di sekitar kita merupakan hasil pengembangan akal pikiran manusia atau hasil pengembangan budaya sebagai perkembangan kebudayaan. Proses dan arus globalisasi dalam kehidupan sesungguhnya adalah proses global kemampuan budaya atau proses kebudayaan.
IPTEK yang terus berkembang merupakan produk akal pikiran manusia. Manusia harus mengembangkan dan meningkatkan daya pikir yang aktif kritis agar dapat menghindar dari ketergantungan terhadap IPTEK.
Sudut pandang Antropologi terhadap perspektif global, berarti mengamati, menghayati, dan memprediksi perkembangan kebudayaan secara menyeluruh yang aspek serta unsur-unsurnya berkaitan satu sama lain terintegrasi dalam kehidupan umat manusia.
Pendidikan tidak dapat terlepas dari interaksi sosial. Suasana kondusif sangat ditentukan oleh ketentraman, jaminan peraturan, kepemimpinan, dan pemerintahan yang stabil (politik) sehingga tumbuh ketenangan hati dan kesadaran dalam diri.
Kejadian-kejadian global dapat diketahui oleh jutaan manusia di berbagai belahan dunia dalam waktu yang singkat berkat perkembangan IPTEK (radio, TV, internet, dsb). Peristiwa, proses, dan arus global yang demikian merupakan pengetahuan, pengalaman kehidupan sehari-hari, namun kita semua wajib memilah-milah mana yang berdampak positif bagi perkembangan dan peningkatan kualitas SDM generasi muda.
Dalam kehidupan manusia yang semakin terbuka, persilangan kebudayaan sudah menjadi suatu kebutuhan karena proses tersebut tidak dapat dicegah apabila suatu negara ingin menjadi bagian dari warga dunia.
Untuk itu, ditinjau dari perspektif budaya dan Antropologi, kewaspadaan terhadap dampak negatif harus menjadi kepedulian kita semua.
C.
Perspektif Global Dari Visi IPTEK, Transportasi, Komunikasi, dan Internasional
1.
Perspektif Global Dari Visi IPTEK
Makin meluas dan meningkatnya proses globalisasi dalam segala aspek kehidupan, karena adanya perangkat yang menjadi medianya. Perangkat tersebut meliputi perangkat lunak seperti ilmu pengetahuan, dan Teknologi (IPTEK), serta perangkat keras yang meliputi alat transportasi dan komunikasi. Perkembangan, kemajuan dan pemanfaatan perangkat keras, tidak dapat dipisahkan dari perkembangan kemajuan dan penerapan IPTEK, demikian juga sebaliknya. Di antara perangkat lunak dengan perangkat keras terdapat hubungan fungsional yang saling mempengaruhi.
Pengetahuan yang acak dan terbuka, melalui proses yang panjang diorganisasikan serta disusun menjadi bidang-bidang filsafat, humaniora dan ilmu yang selanjutnya ilmu dikelompokan menjadi ilmu eksak dan non eksak.
·
Menurut Brown & Brown (1980:2) mengungkapkan, teknologi adalah penerapan pengetahuan oleh manusia untuk mengerjakan suatu tugas yang dikehendakinya. Teknologi juga dikatakan sebagai penerapan praktis pengetahuan untuk mengerjakan sesuatu yang kita inginkan.
·
Marwah Daud Ibrahim (Yudi Latif, editor, 1994 :17) mengemukakan, sekedar upaya untuk menyamakan persepsi, kiranya perlu dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan disini adalah suatu jawaban sistematis dari kata “mengapa” (know why).
Sedangkan teknologi adalah jawaban praktis dari pertanyaan ”bagaimana” (know how). Dengan teknologi orang lalu dapat memanfaatkan gejala alam, bahkan bisa mengubahnya. Jadi kesimpulannya =Steknologi itu tidak lain adalah penerapan pengetahuan dan ilmu pengetahuan untuk mengembangkan pengetahuan tentang cara memanfaatkan sumber daya untuk memenui kebutuhan tertentu. Selanjutnya, dengan menerapkan pendekatan perspektif budaya, Alvin Toffler dalam bukunya yang berjudul gelombang ketiga (1980), mengemukakan tiga tahap perkembangan, ikhtisarnya secara singkat sebagai berikut (Toffler, 1980 : 10)
·
Gelombang Pertama = ribuan tahun yang lalu, telah terjadi perubahan besar dalam bercocok tanam sederhana menjadi pertanian yang lebih maju, IPTEK pertanian yang lebih maju dari periode sebelumnya, telah diterapkan dan dimanfaatkan. Saat itu terjadi revolusi hijau.
·
Gelombang kedua = tiga ratus tahun yang lalu, tepatnya pada abad XVII, dengan diketemukan mesin uap, mesin pemintal kapas, proses produksi di sektor industri cepat meningkat. Perkembangan, kemajuan dan penerapan IPTEK dibidang produksi dan industri terjadi lonjakan, sehingga periode dikenal dengan revolusi industri.
·
Gelombang Ketiga = pada abad ini (XX), kemajuan IPTEK elektronik maju dengan cepat. Radio, TV dan telepon maju dengan cepat termasuk penerapannya. Melalui media elektronik ini, berita, dan peristiwa cepat tersiar keseluruh dunia.
Dengan dimanfaatkannya satelit komunikasi, penyiar TV makin meluas, informasi makin cepat merambah. Oleh karena itu, pada abad XX, telah terjadi revolusi informasi. Melalui revolusi informasi, proses globalisasi berbagai aspek kehidupan, makin dipacu.
Dampak negatif perkembangan, kemajuan dan penerapan IPTEK yang menghasilkan berbagai ketimpangan oleh Toffler (1976) disebut sebagai guncangan Hari Esok (Future shock), tidak hanya guncangan fisik (pshysial shock) melainkan juga guncangan kejiwaan (pshysial shock). IPTEK dibidang komunikasi informasi, menjadi salah satu saran dari berbagai permasalahan. Disinilah letak tuntutan bagi dunia pendidikan pendidikan dalam arti seluas-luasnya untuk menciptakan kiat mengatasi dampak negatif IPTEK terhadap guncangan fisik dan psikologis.
Manusia sebagai makhluk hidup yang berbudaya, yang mengembangkan IPTEK, memiliki kemampuan cara dan kiat berkomunikasi yang beragam, yang juga berkembang serta dapat dikembangkan. Sejalan dengan perkembangan, kemajuan dan penggunaan transportasi serta media elektronik, kontak interaksi sosial umat manusia untuk berkomunikasi itu juga makin maju. Proses dan arus global kehidupan manusia makin dipacu melalui komunikasi ini. Makin lama komunikasi ini makin menjadi kebutuhan yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia sehari-hari yang menembus batas-batas ruang. Dari perspektif global, keberhasilan saling ketergantungan dalam segala aspek kehidupan antar bangsa dan antar negara, tidak dapat dilepaskan dari keberadaan serta peranan transportasi dan media komunikasi.
2.
Perspektif Global Dari Visi Transportasi
Dari perspektif budaya, kita semua dapat mengamati dan menghayati perkembangan alat angkut atau transportasi dari waktu ke waktu. Alat angkut atau transportasi yang semula berfungsi mengangkut barang dan manusia, secara tidak langsung juga membawa berita atau informasi. Dampak positif dari Revolusi Industri Abad XVII, juga membawa perkembangan dan kemajuan transportasi, yang meliputi transportasi darat, perairan, dan udara.
Perkembangan jalan sebagai prasarana, dan alat angkut sebagai sarananya, selain mendekatkan jarak relatif dalam ruang permukaan bumi, juga memecahkan keterpencilan, tempat – tempat yang terpencil menjadi urat nadi perekonomian dalam proses distribusi hasil produksi ke pasar serta kepada konsumen. Sejalan dengan proses yang demikian, konsep saling ketergantungan mulai dari tingkat lokal, regional, nasional, internasional, bahkan juga tingkat gloal, dapat terealisasikan.
Dalam pemanfaatan transportasi untuk perdagangan antara daerah, antar kawasan sampai antar negara, yang terbawa itu tidak hanya barang dagangandan manusia yang memperdagangkannya, melainkan tersertakan pula kebiasaan, bahasa, gama, pengetahuan, dan IPTEK. Kontak dan komunikasi serta interaksi sosial antar – manusia yang datang dengan yang didatangi, membawa dampak luas tidak hanya aspek ekonomi, melainkan juga aspek – aspek budaya, politik, bahkan juga psikologi.
Makin maju dan canggihnya transportasi sampai ke luar angkasa, harus disyukuri. Namun demikian, kemajuan transportasi ini, ada yang memanfaatkan untuk tujuan – tujuan yang negatif. Penyelundupan orang jahat, teroris, obat terlaranng, dokumen terlarang dan sebangsanya, dilakukan melalui transportasiyang makin maju ini. Akibatnya, patologi sosial yang berupa saadisme, kriminalitas, mabuk – mabukan dan teler, merambah terus. Landasan yang pokok, bagaimana semua pihak dengan kesadaran yang tinggi menciptakan kiat, metode dan pendekatan yang tepat mengatasi masalah tersebut.
3.
Perspektif Global Dari Visi Komunikasi
Komunikasi yang dilakukan oleh manusia yang beragam mulai dari yang paling sederhana dengan kedipan mata, angkat dan lambaian tangan, suara dari teriakan sampai menggunakan bahasa, penggunaan alat mulai dari kentongan sampai dengan media elektronik canggih, semuanya itu untuk kepentingan hubungan sosial yang motifnya juga beragam.
Sejalan dengan perkembangan, kemajuan dan penggunaan transportasi serta media elektronik ( radio, TV, faksimile, internet ), kontak interaksi sosial umat manusia untuk berkomunikasi itu juga makin maju. Makin lama komunikasi manusia sehari – hari yang menembus batas- batas ruang. Dengan memanfaatkan internet, informasi dari berbagai penjuru dunia, mengenai aspek apa saja yang dikehendaki, dalam waktu yang sangat singkat, dapat diperoleh. Banyak hal yang harus diperhatikan tentang rekayasa media komunikasi yang perlu diwaspadai penyimpangan penggunaannya.
Dari perspektif global, keberhasilan saling ketergantungan dalam segala aspek kehidupan antarbangsa dan antarnegara, tidak dapat dilepaskan dari keberadaan serta peranan transportasi dan media komunikasi. Dampak globaldi segala aspek kehidupan terus berjalan. Yang positif membawa rahmat wajib disyukuri, sedangkan yang berdampak negatif mendatangkan laknat, harus kita waspadai.
4.
Perspektif Global Dari Visi Internasional
Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) merupakan lembaga dunia yang memperhatikan segala aspek kehidupan umat manusia di negara – negara anggotanya. PBB menangani masalah – masalah internasional terutama dialami oleh negara – negara anggotanya. Masalah – masalah global yang merupakan agenda yang tidak terselesaikan meliputi masalah – masalah kependudukan, pangan, lingkungan hidup, dan perdamaian. Masalah – masalah tersebut hakikatnya terkait satu sama lain.
UNESCO adalah Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB. Tugasnya memajukan kerja sama antarbangsa melalui bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dalam rangka penegakan hukum, penegakan hak asasimanusia, danpenegakan keadilan. UNESCO berdiri pada tanggal 4 November 1946 yang berkedudukan di Paris, Perancis.
UNICEF adalah Organisasi Dana Perkembangan anak-anak Internasional PBB. Tugasnya memberikan bantuan dalam rangka menyejahterakan ibu dan anak. UNICEF didirikan pada tanggal 11 1946 di New York, Amerika Serikat.
WHO adalah Organisasi Kesehatan Sedunia. Organisasi ini didirikan pada tanggal 7 April 1948 yang berkedudukan di Jenewa, Swiss. Tugasnya meningkatkan kesehatan bagi semua orang.
FAO adalah Organisasi Bahan Makanan dan Pertanian. FAO berdiri pada tanggal 16 Oktober 1945 yang berkedudukan di Roma, Italia. Tugasnya meningkatkan efisiensi dan distribusi makanan dan hasil-hasil pertanian ke berbagai pelosok dunia.
ILO adalah Organisasi Perburuhan Internasional. Organisasi ini didirikan pada tanggal 11 April 1919 yang berkedudukan di Jenewa, Swiss. Pada tahun 1946 organisasi ini diterima sebagai organisasi khusus dalam PBB. Organisasi ini bertugas memperbaiki taraf hidup dan aturan perburuhan.
IBRD adalah Bank Dunia untuk Pembangunan dan Perkembangan. Organisasi ini berdiri pada tanggal 27 Desember 1945 yang berkedudukan di Washington, Amerika Serikat.
IMF adalah Dana Moneter Internasional. Organisasi ini berdiri pada tanggal 27 Desember 1945 yang berkedudukan di Washington DC Amerika Serikat. IMF bertujuan memajukan kerja sama di bidang ekonomi, keuangan, dan perdagangan sehingga memperluas kesempatan kerja.
ITU merupakan Persatuan Telekomunikasi Internasional. Organisasi ini didirikan pada tahun 1865 dan diterima sebagai organisasi di bawah PBB pada tahun 1947. Tujuan ITU adalah untuk menghimpun kerja sama internasional yang melayani masyarakat pengguna telepon, telegram, dan radio. Markas ITU di Jenewa, Swiss.
WMO merupakan Organisasi Meteorologi Sedunia. Organisasi ini berdiri pada tanggal 23 Maret 1950. Organisasi ini bertujuan saling tukar laporan mengenai cuaca dengan standar internasional. Markas WMO di Jenewa, Swiss.
IMCO merupakan Organisasi Konsultasi Maritim Antar Pemerintah. Organisasi ini berdiri pada tanggal 13 Januari 1959. Bertujuan memberi nasihat dan konsultasi guna memajukan kerja sama antaranggota. IMCO berkedudukan di London, Inggris.
UNDP (United Nations Development Programme) atau program pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tugasnya memberikan bantuan, terutama untuk meningkatkan pembangunan negara-negara berkembang.
UNHCR (United Nations High Comissioner for Refugees) atau Komisi Tinggi Urusan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tugasnya melindungi hak-hak pengungsi di seluruh dunia.
Tidak semua masalah regional dan internasional dibahas di PBB. Kerjasama regional seperti kelompok Negara – Negara Asia Tenggara ( ASEAN ), kelompok Negara – Negara Arab, masyarakat Ekonomi Eropa, kelompok Negara
Negara Afrika, dan seterusnya. Kelompok – kelompok tersebut, perhatian dan kepeduliannya tidak pada masalah – masalah regional masing – masing, melainkan juga mengenai masalah internasional dan juga masalah global.
Organisasi independen yang tergabung dalam kelompok Roma, yang anggota – anggotanya terdiri atas berbagai keahlian seperti ilmuwan, budayawan, rohanian, pengusaha, pejabat dan lain – lain, juga memperhatikan, mengkaji, dan memprediksi masalah – masalah global seperti masalah penduduk, pangan dan kelaparan, produksi pertanian, konsumsi sumber daya alam, industrialisasi, pencemaran, krisis energi, krisis pangan, dan lain – lain.
Lembaga internasional, baik PBB maupun organisasi – organisasi independen, memiliki kedudukan, fungsi, dan peranan yang bermakna dalam menopang saling pengertian serta saling ketergantungan antarbangsa dan negara yang beragam sistem politik, ekonomi, budaya, serta keadaan rasialnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Mempelajari perspektif global dari sudut pandang geografi, sejarah, ekonomi, politik, sosoilogi, antropologi, dan pengaruh kemajuan IPTEK dalam transportasi, komunikasi, serta perkembangan internasional. Perspektif global dari berbagai sudut, sangat penting selaku warga masyarakat.
Perspektif keruangan yang bertahap dari perspektif
lokal, regional sampai global. Berfungsi untuk
mengkaji perubahan dalam ruang yang disebut region,
pergeseran fungsi lahan beserta dampaknya terhadap
perubahan tata air, tatanan kehidupan tumbuhan dan
hewan serta perubahan cuaca. Perspektif sejarah mengacu pada konsep waktu terutama waktu yang telah lampau. Membawa citra pengalaman masa lampau untuk di kaji hari ini, memprediksi kejadian yang akan datang. Banyak bangunan bersejarah tidak hanya bermakna sejarah, tapi juga bernilai global yang mempersatuhan umat. Sejarah dapat dijadikan pelajaran dan alat penyadar umatmanusia. Visi ini terkait dengan waktu hari ini dan esok. Terkait dengan pertumbuhan penduduk, kemajuan IPTEK dan kebutuhan manusia yang tidak pernah ada batasnya. Keterbatasan sumber daya menyebabkan masalah ini menjadi masalah global. Ilmu politik mempelajarai negara, tujuan dan lembaga
yang melaksanakan tujuan tsb, hubungan negara
dengan warga negara, serta negara dengan negara. Dalamsorotan perspektif global, aspek hubungan
dengan negara lain merupakan hal pokok.
Dalam ilmu sosiologi, sorotan utamanya adalah
hubungan antarmanusia, terutama dalam lingkungan
yang terbentuk oleh manusia sendiri atau lingkungan
sosial. Hubungan sosial ini semakin lama semakin luas
dan semakin berkembang. Berbagai motif melandasi
hubungan ini, didukung oleh semakin
berkembangnya teknologi informasi. Dampaknya berbagai kebudayaan, kesenian, olahraga, kuliner, tidak lagi berkembang di negara asalnya. Dampak hubungan global ini dapat + maupun -. Visi antropologi mengarah kepada keberadaan dan perkembangan budaya dengan kebudayaan dalam konteks global. Kajiannya mulai dari tingkat lokal,
regional, nasional dan internasional, wujudnya dapat
dilihat dari berbagai perkembangan kemajuan di sekitar kita (bangunan, jalan, alat transportasi, komunikasi) yang merupakan hasil kebudayaan. sudut pandang antropologi berarti mengamati, menghayati dan memprediksi perkembangan kebudayaan secara menyeluruh. IPTEK merupakan produk budaya manusia, dengan kesadaran yang tinggi, manusia dituntut kemampuan untuk mengendalikan IPTEK yang bermata dua demi kesejahteraan umat manusia dengan kelestarian lingkungan hidup.
Sarana yang sangat bermakna dalam mendukung proses ketergantungan umat manusia dalam berbagai aspek kehidupan pada tatanan global hari ini dan di masa yang akan datang. Komunikasi merupakan sarana saling pengertian internasional dalam menghadapi kehidupan global yang penuh maalah dan tantangan hari ini serta masa yang akan datang. Lembaga internasional, baik PBB maupun organisasi – organisasi independen, memiliki kedudukan, fungsi, dan peranan yang bermakna dalam menopang saling pengertian serta saling ketergantungan antarbangsa dan negara yang beragam sistem politik, ekonomi, budaya, serta keadaan rasialnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.adinnagrak.blogspot.com/2013/09/makalah-perspektif-global-pengertian.html
http://gudangmakalah.blogdetik.com/2009/03/19/76/
http://ninnetar.blogspot.com/2012/08/perspektif-global-semester-vuniversitas.html
http://kresinda.blogspot.com/2013/09/perspektif-global-sejarah-geografi.html
Sumaatmadja, Nursid dan Wihardit, Kuswaya.2005.
Perspektif Global
.Jakarta:Universitas Terbuka.
http://little-chiyoo.blogspot.com/2012/10/perspektif-global-dari-visi-geografi.html
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PERSPEKTIF%20GLOBAL_0.pdf
Postingan Lama
Beranda
Langganan:
Postingan (Atom)