Begitu banyak progam peningkat
mutu pendidikan bergengsi di era globalisasi saat ini. Mulai dari berbagai
macam ekstrakulikuler hingga progam pertukaran pelajar. Akhir-akhir ini ajang
pertukaran pelajar mulai digembor-gemborkan di banyak sekolah menengah atas
(SMA) khususnya di propinsi DIY. Sebagai propinsi bertajuk kota pelajar, sangat
wajar bila sekolah-sekolah disini banyak yang menyelenggarakan progam ini.
Pertukaran
pelajar sendiri sudah dilaksanakan cukup lama di DIY. Pertukaran pelajar
biasanya dilaksanakan antar sekolah dalam lingkup nasional maupun
internasional. Progam ini pun terbagi dari berbagai macam kemasan. Mulai dari
seni budaya, hingga peserta menuntut ilmu dan tinggal di daerah lain.
Dalam
bentuk seni budaya, pemerintah sudah mewadahinya di acara rutin tahunan yang
bertema “Duta Seni Pelajar Jawa-Bali”. pertukaran pelajar dalam bentuk ini
biasanya dilaksanakan selama seminggu dalam masa liburan semester dua.
siswa-siswi peserta pertukaran pelajar dalam acara ini berasal dari seluruh
propinsi di pulau Jawa dan Bali. Sesuai dengan temanya, para peserta
memperkenalkan kebudayaan wilayahnya masing-masing.
Selain
duta seni pelajar ada juga dalam bentuk lain, yaitu peserta selama kurang lebih
satu hingga dua minggu mengikuti pelajaran di sekolah lain dan tentunya di luar
propinsi maupun di luar negeri. Di dalam lingkup pertukaran pelajar nasional,
siswa akan mengikuti pelajaran, perkenalan budaya hingga tinggal dan
bersosialisasi di luar propinsi. Disana peserta memiliki berbagai agenda. Mulai
dari memperkenalkan budaya daerah asal tempat tinggalnya, beradaptasi di
sekolah sementara hingga peserta tinggal di rumah warga ataupun di rumah siswa
yang menjadi lawan pertukarannya. Peserta pun dituntut pandai membawakan diri,
dan bersosialisasi. Sama halnya dalam lingkup nasional, dalam lingkup
internasional siswa juga dituntut demikian. Perbedaanya, siswa yang mengikuti
ajang ini harus lebih menguasai bahasa asing khususnya wilayah yang akan di
tempati nantinya. Di bidang bersosialisasi pun peserta dituntut lebih banyak.
Peserta harus membawa kebudayaan bangsa Indonesia. Sesuai tujuan pemerintah.
Pemerintah
sendiri memiliki banyak tujuan dari dilaksanakannya progam ini. Jika dalam duta
seni pelajar, pemerintah berharap generasi muda selalu peduli akan kebudayaan
bangsa serta mau ikut melestarikannya. Tidak berbeda jauh, dalam pertukaran
pelajar yang mengharuskan peserta untuk tinggal dan menuntut ilmu di wilayah
lain pemerintah berkeinginan dapat menumbuhkan rasa ke-bhinekaan serta saling
memahami keragaman budaya dalam negeri. Dalam lingkup internasional, peserta
diharapkan mampu memperkenalkan serta membawa nama baik budaya Indonesia.
Pertukaran
pelajar sendiri sebenarnya merupakan progam mandiri dari masing-masing sekolah.
Sebenarnya tidak ada persyaratan khusus dalam melaksanakan pertukaran pelajar.
Intinya setiap sekolah boleh melakukan progam ini asal mampu. Tetapi bagi
sekolah yang sudah RSBI wajib mengadakan progam ini. Biasanya sekolah
akan lapor ke dinas pendidikan bahwa mereka ingin mengadakan progam pertukaran
pelajar. Kemudian selanjutnya dinas akan membantu mencarikan sitter school
dan tidak ada kriteria khusus bagi sekolah yang ingin menyelenggarakannya.
Kemudian mengenai biaya untuk pertukaran pelajar akan ditanggung oleh sekolah
dan wali murid.
Memang
sebagian besar tanggung jawab dari progam pertukaran pelajar dipegang oleh
pihak sekolah yang bersangkutan serta wali murid peserta. Meski demikian,
pemerintah tetap ikut andil banyak dalam pelaksanaan progam bergengsi ini.
Pemerintah dinas mencarikan sitter school berarti dinas secara tidak
langsung dapat dikatakan sebagai jembatan bagi sekolah “a” dan sekolah “b” yang
akan bertukar pelajar. Jadi pada dasarnya, dinas pendidikan tersebut
memfasilitasi sekolah-sekolah. Dan apabila tujuan pertukaran pelajar ke luar
negeri maka biro perencanaan luar negeri akan ikut andil dalam pelaksanaan
pertukaran pelajar tersebut.
Perrtukaran
pelajar sering menjadi cerminan baik bagi pelajar ataupun sekolahnya,
pertukaran pelajar memang membawa banyak keuntungan bagi si wakilnya. Selain ia
menambah pengalaman, tentunya juga ia mengenalkan budaya kita ke Negara lain.
Pada usia dini inilah para pelajar dapat belajar menghargai perbedaan budaya di
Negara yang mereka singgahi untuk sementara waktu itu.
Sebagai
wakil pertukaran pelajar selain untuk menimba ilmu dari Negara lain ia juga
punya tugas untuk mengenalkan budaya Indonesia ke Negara yang di tumpanginya.
Tapi apakah si wakil itu justru tidak terpengaruh dengan budaya di Negara yang
sedang ia singahi?memang budaya luar, khususnya budaya dari Negara barat sangat
berpengaruh terhadap budaya lain, sebagai pembawa misi kebudayaan dari Negara
negeri sendiri tentunya si pelajar harus mempunyai bekal yang kuat dan
mempunyai filter sendiri agar dapat menyaring kebudayaan dari Negara tempat ia
singgah.
Saat
kembali ke tanah air mungkin ia justru membawa kebudayaan luar, memang bagus
peraturan yang dibuat pemerintah, yaitu mengharuskan setiap wakil pertukaran
pelajar untuk mengenalkan budaya tanah air ke Negara lain. Alangkah lebih baik apabila
si wakil diharuskan untuk lebih mengutamakan ‘membawa budaya dari negeri
sendiri atau dengan kata lain memiliki kebanggan akan budaya sendiri.
Misalnya dari hal yang paling kecil yaitu, ia dapat mengenalkan adat sopan
santun kepada orang-orang dinegara lain tersebut. Hal tersebut bisa membawa
nama baik budaya timur yang saat ini dikatakan budayanya tidak modern. Banyak
hal dapat dilakukan oleh si wakil pertukaran pelajar untuk mengenalkan budaya
tanah air. Sayangnya, si wakil itu sendiri tidak dapat mengenalkan bahasa tanah
air kita sendiri karena ia dituntut untuk dapat fasih berbahasa asing. Padahal
bahasa kita adalah bahasa yang enak digunakan dan tidak terlalu silit untuk
dipelajari.
Kesimpulannya, dalam pertukaran pelajar
keterpengaruhan terhadap budaya negeri lain itu tergantung pada pribadi diri
masing-masing, bagaimana cara menenmpatkan diri dinegara yang ia singgahi.
Selain itu pemerintah diharuskan untuk memberlakukan bahwa para wakil pelajar
dituntut untuk lebih memperkenalkan budaya sendiri daripada mengenal budaya
Negara lain agar budaya kita lebih dihargai dan di akui bangsa lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar